|
Gita Rodianah
|
|
TUGAS SEJARAH INDONESIA
Kelas : XI Akuntansi 3
|
[Proses masuknya penjajahan bangsa barat]
|
|
PROSES
MASUKNYA PENJAJAHAN BANGSA BARAT
Pengertian
kolonialisme dan imperialisme
Kolonialisme adalah
perluasan wilayah dengan membentuk negara - negara koloni di seberang lautan
dan tunduk pada negara induk, sedangkan imperialism adalah perluasan wilayah
sampai di luar batas wilayah negara aslinya. Contoh kekuasaan kolonial Inggris
di India, Malaysia, Singapura, kolonialisme Perancis di Indo Cina kolonialisme
Belanda di Indonesia, dan contoh imperialisme : Jepang di Indo Cina, Myanmar,
Philipina, dan Indonesia, Jerman menguasai Eropa, Italia menguasai daerah
sekitar Laut Tengah.
Latar
Belakang Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia
·
Proses masuknya bangsa Eropa di
Indonesia ialah pada saat jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki (1453), yang
menyebabkan bangsa Eropa ingin mencari pusat atau sumber dimana rempah - rempah
itu berada.
·
Ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat.
·
Kemajuan pengetahuan dan teknologi
seperti kapal, kompas dan meriam.
·
Hasrat untuk menjelajahi dunia.
·
Melanjutkan perang salib.
·
Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of Various Experiences (keajaiban
dunia) yang berisi kisah perjalanan Marcopolo yang menceritakan bahwa dearah
Asia alamnya sangat indah, subur dan memiliki banyak kekayaan alam.
·
Buku tulisan Tom Pires (Suma Orriental) yang mengatakan bahwa
Asia tanahnya sangat subur dan iklimnya baik.
·
Mewujudkan 3G yaitu Gold (mencari emas
atau kekayaan), Glory (mencari kemuliaan atau kejayaan) dan Gospel (penyebaran
agama Kristen.
Hal di atas mendorong
bangsa barat berlomba melakukan penjajahan samodra dan berusaha mencari daerah
Asia (Hindia Timur) guna mendapatkan rempah - rempah. Walaupun mereka saling
berebut wilayah, mereka tak segan - segan memaksa penduduk pribumi untuk
menjual hasil pertanian, tambang, hasi hutan hanya kepada bangsa barat yang
paling pertama karena mereka merasa menguasai daerah tersebut. Daerah - daerah
yang mereka perebutkan adalah kawasan Afrika, Asia dan Amerika.
Penjajahan
Samodra
Negara pelopor
penjajahan samodra adalah Portugis dan Spanyol karena saat itu keduanya
merupakan negara adikuasa di Eropa. Sedangkan Inggris, Perancis, Belanda,
Jerman dan Italia menyusul pada abad ke-17. Tokoh - tokohnya adalah :
· Portugis
: Bartholomeus Diaz (Tanjung Harapan 1486), Vasco da Gama (Calicut India 1498),
Alfonso D’ Albuquerque dan Serao (Ternate - Maluku 1512), Carbal (Brasilia).
· Spanyol
: Christophorus Colombus dan Amerigo Vespuci (Kepulauan Bahama dan mengelilingi
Amerika Utara), Pizarro (Peru), Hermando Cortez (Mexico 1519), Ferdinand
Magelhaenz (Kepulauan Massava 1486 atau Philipina) perjalanan dilanjutkan
Kapten Sebastian Del Cano ke Tidore Maluku (1512) dan pulang lewat jalan
Portugis. Dialah yang dapat menimbulkan bahwa bumi itu bulat.
· Inggris
: Francis Drake (mengelilingi dunia 1577 - 1580), William Dampier (pantai barat
Australia), James Cook (pantai timur Australia), Mattew Flinders (membuat peta
Australia dan mengelilingi benua Australia)
· Belanda
: Cornelis De Hautman (5 Juni 1596 di Sumatera dan 23 Juni di Banten), Abel
Tasman (Tasmania, Fiji dan Selandia Baru)
Akibat dari
penjelajahan samodra adalah daerah yang ditemukan menjadi tanah jajahan bangsa
penemu, bangsa Asia mengenal tanaman baru yang dibawa bangsa Eropa seperti
kopi, coklat, penduduk asli mengenal senjata api dan minuman keras (anggur),
berkembangnya agama Katholik dan Kristen Protestan, dan budaya barat lain
seperti cara berpakaian, alat music, dll.
v
Penjelajahan
Bangsa Portugis
Bangsa yang pertama masuk di Indonesia
ialah bangsa Portugis. Bangsa Portugis mengirimkan pelaut - pelaut Portugis di
bawah pimpinan Bartholomeu Dias (1487 - 1488) yang berhasil sampai ke ujung
selatan Afrika yang disebut Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope). Hanya sampai ujung Afrika Selatan karena
besarnya gelombang ombak Samudera Hindia, sehingga kapal - kapal yang dibawa
oleh Bartholomeu Dias tidak berhasil melewatinya. Kemudian Vasco da Gama (1497 - 1498) yang
bertolak dari Lisabon menuju Kepulauan Tanjung Varde dan akhirnya tiba di
Tanjung Pengharapan tahun 1497, dan tahun 1498 mendarat di Kalikut, Pantai
Malabar India. Dan Alfonso d’ Albuquerque (1510 - 1515) yang behasil menaklukan
Goa di Pantai barat India pada 1510 dan Malaka (1511), pusat perdagangan Islam
di Asia Tenggara. Dari Malaka meneruskan penguasaan atas Myanmar (Burma). Dari
Myanmar inilah ia menjalin hubungan dagang dengan Maluku (1512). Untuk
menguasai pusat rempah - rempah di Maluku, maka diutuslah Antonio D’ Abreau dan
Fransisco Serao ke Maluku. Portugis kemudian memperkuat kekuasaan di Maluku
dengan cara membangun pabrik - pabrik di Bacan dan Ternate, mendirikan benteng
Sao Paulo, mengganti S. Tabariji yang hendak melawan Portugis. Di Maluku
Portugis melakukan monopoli perdagangan sehingga menimbulkan penderitaan
rakyat, keadaan ini menyebabkan terjadinya perlawanan rakyat dipimpin S.
Hairun, tetapi dapat diatasi kemudian muncul lagi perlawanan dipimpin S.
Baabullah yang menyebabkan Portugis menyingkir ke Timor- Timur.
v
Kedatangan
Bangsa Spanyol ke Indonesia
Selanjutnya Spanyol, Spanyol sesuai
dengan Perjanjian Tordessilas melakukan penjelajahan Samudera ke dunia timur. Bangsa
Spanyol mengirimkan Ferdinand Magelhaens (1480 - 1521) yang dibantu oleh Kapten
Jun Sebastian del Cano dan Pigafetta mulai berlayar ke arah barat daya dengan
mengikuti rute Christoper Colombus. Magelhaens tiba di Kepulauan Filipina pada
tahun 1521 setelah melintasi Samudera Atlantik terus ke ujung selatan Amerika.
Magelhaens tewas di Filipina karena dibunuh oleh Suku Mactan, Juan Sebastian
del Cano yang mendampingi Magelhaens melanjutkan perjalanan dari Filipina ke
Indonesia. Pada tahun 1522 ia sampai di Maluku dan membantu Tidore melawan
Ternate yang dibantu Portugis tetapi kalah. Kedatangan bangsa Spanyol ini
menimbulkan pertentangan dengan bangsa Portugis yang dianggap telah melanggar
Perjanjian Tordessilas. Untuk menyelesaikan pertikaian kedua bangsa kulit putih
itu, paus turun tangan dan pada tahun 1512 dilakukan Perjanjian Saragosa. Isi
perjanjian itu antara lain :
· Bumi
ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
· Wilayah
kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico ke arah barat sampai ke Kepulauan
Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazilia ke arah timur
sampai ke Kepulauan Maluku.
v
Kedatangan
Bangsa Belanda ke Indonesia
Kemudian bangsa Belanda yang mengirimkan
Cornelis de Hotman mendarat di Banten (Indonesia) pada tahun 1596 Masehi. Latar
belakang Belanda pergi ke dunia timur adalah karena ia tidak boleh berdagang di
Lisabon pusat rempah - rempah di Eropa. Maka berbekal buku Intinerario karya
Jan Huygen van Linschoten akhirnya Belanda memberanikan diri menjelajahi
samudera ke dunia timur. Dari bandar Banten pelaut Belanda melanjutkan
pelayarannya ke arah timur dan mereka kembali dengan membawa rempah - rempah
dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk mengatasi persaingan antara pedagang
Belanda itu sendiri, pemerintah membentuk badan usaha atau kongsi dagang yang
diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yaitu persekutuan dagang
Hindia timur. VOC berdiri tahun 1602 yang juga lebih sering disebut oleh bangsa
Indonesia dengan sebutan Kompeni Belanda. Karena kecongkakan Cornelis, Cornelis
di usir dari Banten. Kemudian Jacob Vani Neck yang juga mendarat di Banten pada
tahun 1598 Masehi. Lalu disusul de Keyzer yang mendarat di pantai barat Afrika.
v
Kedatangan
Bangsa Inggris ke Indonesia
Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris
sudah berdagang sampai di daerah India. Di India timur, para pedagang Inggris
mendirikan kongsi dagang yakni East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan
daerah operasinya adalah India. Pusat kekuasaan EIC adalah Kalkuta (India), dan
dari kota inilah Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara. Kedatangan
bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Covendish
pada tahun 1579 mereka berhasil membawa rempah - rempah dari Maluku. Di bawah
Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk ekspedisi
Inggris untuk merebut daerah - daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah
Indonesia. Inggris berhasil menjalin hubungan dagang dengan Aceh, Jayakarta,
Banjar, Maluku dan Makassar. Tetapi Inggris tidak berhasil menanamkan pengaruh
di Indonesia karena ketidak senangan rakyat yang memaksakan cara dagang menurut
aturannya sendiri. Kemudian Inggris mengirimkan Kapten James Lancaster yang
mendarat di Jawa dan Bali. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles telah
berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Berdasarkan
perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan kekuasaannya di
Indonesia kepada Belanda. Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan kewajibannya
itu.
Perkembangan
Kekuasaan Bangsa Eropa
v
Kekuasaan
Bangsa Portugis di Indonesia
Untuk dapat menguasai dan memonopoli
perdagangan di Asia Selatan bangsa Portugis melakukan langkah - langkah sebagai
berikut.
· Memperluas
kekuasannya ke arah barat dengan menghancurkan armada laut turki, sehingga
bangsa Portugis dapat mengawasi perdagangan dan pelayaran di laut antara Asia
dengan Eropa. Bahkan bangsa Portugis dapat memaksa para pedagang untuk berlayar
dari bandar perdagangan Goa (India) menuju ke Afrika Selatan dan selanjutnya
sampai di bandar Lisboa, yaitu pusat perdagangan di Eropa dan ibu kota
Portugis.
· Memperluas
kekuasannya ke arah timur dengan menguasai Malaka, sehingga dapat menghentikan
dan menguasai aktivitas perdagangan langsung yang dilakukan oleh pedagang -
pedagang Cina, India maupun Indonesia.
Pada
tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh bangsa Portugis di bawah pimpinan
Alfonso d’ Albuquerque. Sejak peristiwa itu, kekuasaan Kerajaan Malak jatuh ke
tangan bangsa Portugis. Tindakan - tindakan bangsa Portugis yang semakin
sewenang - wenang dan bertindak kejam terhadap rakyat dapat menimbulkan terjadinya
pertentangan antara rakyat Maluku dengan bangsa Portugis. Pertentangan ini
semakin memuncak setelah bangsa Portugis membunuh Sultan Hairun di bawah
pimpinan putranya yang bernama Baab Ullah dan akhirnya tahun 1575 bangsa
portugis terusir dari daerah Maluku. Zaman kekuasaan colonial Portugis yang
berlangsung dari tahun 1511 sampai tahun 1641 di wilayah Indonesia meninggalkan
bekas - bekasnya di dalam kebudayaan Indonesia.
v
KekuasaanVOC
(Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602 pedagang - pedagang
Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC). Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah van
Oldenbarnveldt. VOC diberikan hak istimewa, sehingga menjadi sebuah badan yang
berdaulat. Hak istimewa itu diantaranya :
· Hak
monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dengan Afrika.
· Hak
memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng - benteng dan
menjajah.
· Hak
untuk mengangkat pegawai - pegawainya.
· Hak
untuk member pengadilan.
· Hak
untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Sebaliknya
VOC mempunyai kewajiban - kewajiban yang harus dipenuhi terhadap Pemerintah
Belanda, yaitu ;
· Bertanggung
jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan).
· Pada
waktu perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Pada
tahun 1618 Jan Pieterzoon Coen dengan izin dari Pangeran Jayakarta mendirikan
sebuah benteng di Kota Jayakarta. Ketika terjadi perselisihan antara Pangeran
Jayakarta yang dibantu oleh Sultan Banten dengan orang - orang Belanda di bawah
pimpinan Jan Pieterzoon Coen, maka Belanda membakar Kota Jayakarta. Namun pada
tahun 1619, Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru di atas kota yang dibakar
tersebut dengan nama Kota Batavia. Selanjutnya Jan Pieterzoon Coen menjadikan
Kota Batavia sebagai pusat perdagangan dan pusat kekuasaan Belanda di wilayah
Indonesia. Dalam menghadapi kerajaan - kerajaan Indonesia, Belanda melancarkan
politik adu domba (devide et impera).
v
Indonesia
di bawah Pemerintahan Kerajaan Belanda
Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami
kemunduran akibat kerugian yng sangat besar dan utang yang dimilikinya
berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh :
· Persaingan
dagang dari bangsa Perancis dan Inggris.
· Penduduk
Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli
barang - barang yang dijual VOC.
· Perdagangan
gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC.
· Pegawai
- pegawai VOC banyak melakukan korupsi dan kecurangan - kecurangan akibat dari
gaji yang diterimanya terlalu kecil.
· VOC
mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan
pegawai - pegawai yang jumlahnya cukup besar untuk memenuhi pegawai daerah -
daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.
Maka
pada tahin 1799, VOC akhirnya dibubarkan. Pada tahun 1807, Republika Bataafsche
dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte dan diganti bentuknya menjadi
Kerajaan Holland di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte (adik dari
Kaisar Napoleon).
v
Pemerintahan
Daendels di Indonesia (1808 - 1811)
Pada tahun 1808, Herman Willem Daendels
diangkat menjadi Gubernur Jenderal atas wilayah Indonesia. Tugas utamanya
adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris. Dalam
upaya tersebut, perhatian Daendels hanyalah terhadap pertahanan dan ketentaraan.
Untuk memperkuat angkatan perangnya, Daendels melatih orang - orang Indonesia,
karena tidak mungkin ia menambah tentaranya dari orang - orang Belanda yang
didatangkan dari Negeri Belanda. Pembangunan angkatan perangnya ini dilengkapi
dengan pendirian tangsi - tangsi atau benteng - benteng, pabrik mesiu dan juga
rumah sakit tentara. Di samping itu, atas dasar pertimbangan pertahanan,
Daendels memerintahkan pembuatan jalan pos dari Anyer di Jawa Barat sampai
Panarukan di Jawa Timur. Pembuatan jalan ini menggunakan tenaga rakyat dengan
sistem kerja paksa atau kerja rodi, hingga selesainya pembuatan jalan itu.
Untuk orang Belanda, pekerjaan menyelesaikan pembuatan jalan pos ini merupakan
keberhasilan yang gemilang, tetapi lain halnya dengan bangsa Indonesia, dimana
setiap jengkal jalan itu merupakan peringatan terhadap rintihan dan jeritan
jiwa orang yang mati dalam pembuatan jalan tersebut. Setelah pembuatan jalan
selesai, Daendels memerintahkan pembuatan perahu - perahu kecil, karena perahu
- perahu perang Belanda tidak mungkin dikirim dari Negeri Belanda ke Indonesia.
Selanjutnya pembuatan pelabuhan - pelabuhan tempat bersandarnya perahu - perahu
perang itu, Daendels merencanakan di daerah Banten Selatan. Pembuatan pelabuhan
itu telah memakan ribuan korban jiwa orang Indonesia di Banten akibat dari
penyakit malaria yang menyerang para pekerja paksa. Akhirya pembuatan pelabuhan
itu tidak selesai. Walaupun Daendels bersikeras untuk tetap
menyelesaikannya, tetapi Sultan Bnten menentangnya. Daendels menganggap jiwa
rakyat Bnten tidak ada harganya, sehingga hal ini mengakibatkan pecahnya perang
antara Daendels dengan Kerajaan Banten. Di samping itu, pembuatan pelabuhan di
Merak juga mengalami kegagalan dan hanya usaha untuk memperluas pelabuhan di
Surabayan yang cukup memuaskan. Pada tahu 1810 Kerajaan Belanda di bawah
pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte dihapuskan oleh Kaisar Napoleon
Bonaparte. Negeri Belanda dijadikan wilayah kekuasaan Perancis. Dengan
demikian, wilayah jajahannya di Indonesia secara otomatis menjadi wilayah
jajahan Perancis. Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otokratis
(otoriter), maka pada tahun 1811 ia dipanggil kembali ke Negeri Belanda dan
digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansens.
v
Kekuasaan
Inggris di Indonesia
Pada tahun 1811, tentara Inggris
mengadakan serangan terhadap wilayah - wilayah yang dikuasai Belanda. Sejak
tahun 1811 itu juga wilayah Indonesia menjadi daerah jajahan East India Company
(EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Kalkuta, yang dipimpin oleh
Gubernur Jenderal Lord Minto. Untuk wilayah Indonesia Lord Minto mengangkat
Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang pemerintahan dengan pangkat Letnan
Gubernur Jenderal. Dengan bantuan orang - orang Indonesia yang pandai dan
beberapa orang Belanda, Raffles berhasil mengetahui sejarah, kebudayaan,
kesenian dan kesusasteraan Jawa. Buah karya Thomas Stamford Raffles adalah
sebuah buku yang berisikan sejarah Jawa yang berjudul History of Java. Setelah
Napoleon Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan
kemudian tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian
London), Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah
dikuasai oleh Inggris.
v
Pemerintahan
Kolonial Belanda
Setelah dilakukan perjanjian antara
Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814), daerah Indonesia
dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu, dikirim komisi
jenderal yang terdiri dari van der Capellen, Elout, dan Buyskes (1816). Tugas
komisi jenderal itu sangat berat, yaitu memperbaiki sistem pemerintahan dan
perekonomian. Perbaikan ekonomi ini bertujuan agar dapat mengembalikan utang -
utang Belanda yang cukup besar akibat perang - perang yang dilakukan dalam
menghadapi Napoleon maupun perang - perang yang dilakukan dalam menghadapi
kerajaan - kerajaan Indonesia. Untuk menghadapi pertentangan yang kuat dari
bangsa Indonesia, Belanda menindasnya dengan jalan perang kolonial dan politik
devide et impera yaitu memecah belah bangsa Indonesia. Sehingga terjadinya
permusuhan antara kerajaan - kerajaan yang ada di wilayah Indonesia.
v
Kekuasaan
Bangsa Jerman
Sekalipun Jerman sering dijuluki “Negara
imperialis yang kesiangan”, namun ia dapat menguasai beberapa daerah jajahan
antara lain :
· Togo
· Kamerun
· Afrika
Barat Daya
· Nigeria
Sejarah kelam yang nggak perlu terulang lagi.
BalasHapuscara mengatasi mengobati menghilangkan menyembuhkan penyakit maag