Rabu, 24 September 2014

Proses Masuknya Penjajahan Bangsa Barat



Gita Rodianah

TUGAS SEJARAH INDONESIA


Kelas : XI Akuntansi 3



[Proses masuknya penjajahan bangsa barat]



PROSES MASUKNYA PENJAJAHAN BANGSA BARAT
Pengertian kolonialisme dan imperialisme
Kolonialisme adalah perluasan wilayah dengan membentuk negara - negara koloni di seberang lautan dan tunduk pada negara induk, sedangkan imperialism adalah perluasan wilayah sampai di luar batas wilayah negara aslinya. Contoh kekuasaan kolonial Inggris di India, Malaysia, Singapura, kolonialisme Perancis di Indo Cina kolonialisme Belanda di Indonesia, dan contoh imperialisme : Jepang di Indo Cina, Myanmar, Philipina, dan Indonesia, Jerman menguasai Eropa, Italia menguasai daerah sekitar Laut Tengah.
Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa ke Indonesia
·         Proses masuknya bangsa Eropa di Indonesia ialah pada saat jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki (1453), yang menyebabkan bangsa Eropa ingin mencari pusat atau sumber dimana rempah - rempah itu berada.
·         Ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat.
·         Kemajuan pengetahuan dan teknologi seperti kapal, kompas dan meriam.
·         Hasrat untuk menjelajahi dunia.
·         Melanjutkan perang salib.
·         Tulisan Marcopolo dalam bukunya Book of Various Experiences (keajaiban dunia) yang berisi kisah perjalanan Marcopolo yang menceritakan bahwa dearah Asia alamnya sangat indah, subur dan memiliki banyak kekayaan alam.
·         Buku tulisan Tom Pires (Suma Orriental) yang mengatakan bahwa Asia tanahnya sangat subur dan iklimnya baik.
·         Mewujudkan 3G yaitu Gold (mencari emas atau kekayaan), Glory (mencari kemuliaan atau kejayaan) dan Gospel (penyebaran agama Kristen.
Hal di atas mendorong bangsa barat berlomba melakukan penjajahan samodra dan berusaha mencari daerah Asia (Hindia Timur) guna mendapatkan rempah - rempah. Walaupun mereka saling berebut wilayah, mereka tak segan - segan memaksa penduduk pribumi untuk menjual hasil pertanian, tambang, hasi hutan hanya kepada bangsa barat yang paling pertama karena mereka merasa menguasai daerah tersebut. Daerah - daerah yang mereka perebutkan adalah kawasan Afrika, Asia dan Amerika.
Penjajahan Samodra
Negara pelopor penjajahan samodra adalah Portugis dan Spanyol karena saat itu keduanya merupakan negara adikuasa di Eropa. Sedangkan Inggris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia menyusul pada abad ke-17. Tokoh - tokohnya adalah :
·     Portugis : Bartholomeus Diaz (Tanjung Harapan 1486), Vasco da Gama (Calicut India 1498), Alfonso D’ Albuquerque dan Serao (Ternate - Maluku 1512), Carbal (Brasilia).
·     Spanyol : Christophorus Colombus dan Amerigo Vespuci (Kepulauan Bahama dan mengelilingi Amerika Utara), Pizarro (Peru), Hermando Cortez (Mexico 1519), Ferdinand Magelhaenz (Kepulauan Massava 1486 atau Philipina) perjalanan dilanjutkan Kapten Sebastian Del Cano ke Tidore Maluku (1512) dan pulang lewat jalan Portugis. Dialah yang dapat menimbulkan bahwa bumi itu bulat.
·     Inggris : Francis Drake (mengelilingi dunia 1577 - 1580), William Dampier (pantai barat Australia), James Cook (pantai timur Australia), Mattew Flinders (membuat peta Australia dan mengelilingi benua Australia)
·     Belanda : Cornelis De Hautman (5 Juni 1596 di Sumatera dan 23 Juni di Banten), Abel Tasman (Tasmania, Fiji dan Selandia Baru)
Akibat dari penjelajahan samodra adalah daerah yang ditemukan menjadi tanah jajahan bangsa penemu, bangsa Asia mengenal tanaman baru yang dibawa bangsa Eropa seperti kopi, coklat, penduduk asli mengenal senjata api dan minuman keras (anggur), berkembangnya agama Katholik dan Kristen Protestan, dan budaya barat lain seperti cara berpakaian, alat music, dll.
v   Penjelajahan Bangsa Portugis
Bangsa yang pertama masuk di Indonesia ialah bangsa Portugis. Bangsa Portugis mengirimkan pelaut - pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeu Dias (1487 - 1488) yang berhasil sampai ke ujung selatan Afrika yang disebut Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope). Hanya sampai ujung Afrika Selatan karena besarnya gelombang ombak Samudera Hindia, sehingga kapal - kapal yang dibawa oleh Bartholomeu Dias tidak berhasil melewatinya.  Kemudian Vasco da Gama (1497 - 1498) yang bertolak dari Lisabon menuju Kepulauan Tanjung Varde dan akhirnya tiba di Tanjung Pengharapan tahun 1497, dan tahun 1498 mendarat di Kalikut, Pantai Malabar India. Dan Alfonso d’ Albuquerque (1510 - 1515) yang behasil menaklukan Goa di Pantai barat India pada 1510 dan Malaka (1511), pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Dari Malaka meneruskan penguasaan atas Myanmar (Burma). Dari Myanmar inilah ia menjalin hubungan dagang dengan Maluku (1512). Untuk menguasai pusat rempah - rempah di Maluku, maka diutuslah Antonio D’ Abreau dan Fransisco Serao ke Maluku. Portugis kemudian memperkuat kekuasaan di Maluku dengan cara membangun pabrik - pabrik di Bacan dan Ternate, mendirikan benteng Sao Paulo, mengganti S. Tabariji yang hendak melawan Portugis. Di Maluku Portugis melakukan monopoli perdagangan sehingga menimbulkan penderitaan rakyat, keadaan ini menyebabkan terjadinya perlawanan rakyat dipimpin S. Hairun, tetapi dapat diatasi kemudian muncul lagi perlawanan dipimpin S. Baabullah yang menyebabkan Portugis menyingkir ke Timor- Timur.
v   Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia
Selanjutnya Spanyol, Spanyol sesuai dengan Perjanjian Tordessilas melakukan penjelajahan Samudera ke dunia timur. Bangsa Spanyol mengirimkan Ferdinand Magelhaens (1480 - 1521) yang dibantu oleh Kapten Jun Sebastian del Cano dan Pigafetta mulai berlayar ke arah barat daya dengan mengikuti rute Christoper Colombus. Magelhaens tiba di Kepulauan Filipina pada tahun 1521 setelah melintasi Samudera Atlantik terus ke ujung selatan Amerika. Magelhaens tewas di Filipina karena dibunuh oleh Suku Mactan, Juan Sebastian del Cano yang mendampingi Magelhaens melanjutkan perjalanan dari Filipina ke Indonesia. Pada tahun 1522 ia sampai di Maluku dan membantu Tidore melawan Ternate yang dibantu Portugis tetapi kalah. Kedatangan bangsa Spanyol ini menimbulkan pertentangan dengan bangsa Portugis yang dianggap telah melanggar Perjanjian Tordessilas. Untuk menyelesaikan pertikaian kedua bangsa kulit putih itu, paus turun tangan dan pada tahun 1512 dilakukan Perjanjian Saragosa. Isi perjanjian itu antara lain :
·     Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
·     Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico ke arah barat sampai ke Kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazilia ke arah timur sampai ke Kepulauan Maluku.
v   Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Kemudian bangsa Belanda yang mengirimkan Cornelis de Hotman mendarat di Banten (Indonesia) pada tahun 1596 Masehi. Latar belakang Belanda pergi ke dunia timur adalah karena ia tidak boleh berdagang di Lisabon pusat rempah - rempah di Eropa. Maka berbekal buku Intinerario karya Jan Huygen van Linschoten akhirnya Belanda memberanikan diri menjelajahi samudera ke dunia timur. Dari bandar Banten pelaut Belanda melanjutkan pelayarannya ke arah timur dan mereka kembali dengan membawa rempah - rempah dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk mengatasi persaingan antara pedagang Belanda itu sendiri, pemerintah membentuk badan usaha atau kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yaitu persekutuan dagang Hindia timur. VOC berdiri tahun 1602 yang juga lebih sering disebut oleh bangsa Indonesia dengan sebutan Kompeni Belanda. Karena kecongkakan Cornelis, Cornelis di usir dari Banten. Kemudian Jacob Vani Neck yang juga mendarat di Banten pada tahun 1598 Masehi. Lalu disusul de Keyzer yang mendarat di pantai barat Afrika.
v   Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di daerah India. Di India timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang yakni East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya adalah India. Pusat kekuasaan EIC adalah Kalkuta (India), dan dari kota inilah Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara. Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Covendish pada tahun 1579 mereka berhasil membawa rempah - rempah dari Maluku. Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah - daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia. Inggris berhasil menjalin hubungan dagang dengan Aceh, Jayakarta, Banjar, Maluku dan Makassar. Tetapi Inggris tidak berhasil menanamkan pengaruh di Indonesia karena ketidak senangan rakyat yang memaksakan cara dagang menurut aturannya sendiri. Kemudian Inggris mengirimkan Kapten James Lancaster yang mendarat di Jawa dan Bali. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia. Berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan kewajibannya itu.

Perkembangan Kekuasaan Bangsa Eropa

v   Kekuasaan Bangsa Portugis di Indonesia
Untuk dapat menguasai dan memonopoli perdagangan di Asia Selatan bangsa Portugis melakukan langkah - langkah sebagai berikut.
·     Memperluas kekuasannya ke arah barat dengan menghancurkan armada laut turki, sehingga bangsa Portugis dapat mengawasi perdagangan dan pelayaran di laut antara Asia dengan Eropa. Bahkan bangsa Portugis dapat memaksa para pedagang untuk berlayar dari bandar perdagangan Goa (India) menuju ke Afrika Selatan dan selanjutnya sampai di bandar Lisboa, yaitu pusat perdagangan di Eropa dan ibu kota Portugis.
·     Memperluas kekuasannya ke arah timur dengan menguasai Malaka, sehingga dapat menghentikan dan menguasai aktivitas perdagangan langsung yang dilakukan oleh pedagang - pedagang Cina, India maupun Indonesia.
Pada tahun 1511, Malaka berhasil direbut oleh bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’ Albuquerque. Sejak peristiwa itu, kekuasaan Kerajaan Malak jatuh ke tangan bangsa Portugis. Tindakan - tindakan bangsa Portugis yang semakin sewenang - wenang dan bertindak kejam terhadap rakyat dapat menimbulkan terjadinya pertentangan antara rakyat Maluku dengan bangsa Portugis. Pertentangan ini semakin memuncak setelah bangsa Portugis membunuh Sultan Hairun di bawah pimpinan putranya yang bernama Baab Ullah dan akhirnya tahun 1575 bangsa portugis terusir dari daerah Maluku. Zaman kekuasaan colonial Portugis yang berlangsung dari tahun 1511 sampai tahun 1641 di wilayah Indonesia meninggalkan bekas - bekasnya di dalam kebudayaan Indonesia.
v   KekuasaanVOC (Kompeni Belanda) di Indonesia
Pada tahun 1602 pedagang - pedagang Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang disebut Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Pembentukan VOC dibantu oleh pemerintah Belanda di bawah van Oldenbarnveldt. VOC diberikan hak istimewa, sehingga menjadi sebuah badan yang berdaulat. Hak istimewa itu diantaranya :
·     Hak monopoli untuk berdagang antara Amerika Selatan dengan Afrika.
·     Hak memelihara angkatan perang, berperang, mendirikan benteng - benteng dan menjajah.
·     Hak untuk mengangkat pegawai - pegawainya.
·     Hak untuk member pengadilan.
·     Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang sendiri.
Sebaliknya VOC mempunyai kewajiban - kewajiban yang harus dipenuhi terhadap Pemerintah Belanda, yaitu ;
·     Bertanggung jawab kepada Staten General (Badan Perwakilan).
·     Pada waktu perang harus membantu pemerintah Belanda dengan uang dan angkatan perang.
Pada tahun 1618 Jan Pieterzoon Coen dengan izin dari Pangeran Jayakarta mendirikan sebuah benteng di Kota Jayakarta. Ketika terjadi perselisihan antara Pangeran Jayakarta yang dibantu oleh Sultan Banten dengan orang - orang Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen, maka Belanda membakar Kota Jayakarta. Namun pada tahun 1619, Jan Pieterzoon Coen mendirikan kota baru di atas kota yang dibakar tersebut dengan nama Kota Batavia. Selanjutnya Jan Pieterzoon Coen menjadikan Kota Batavia sebagai pusat perdagangan dan pusat kekuasaan Belanda di wilayah Indonesia. Dalam menghadapi kerajaan - kerajaan Indonesia, Belanda melancarkan politik adu domba (devide et impera).
v   Indonesia di bawah Pemerintahan Kerajaan Belanda
Pada akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kerugian yng sangat besar dan utang yang dimilikinya berjumlah sangat besar. Hal ini juga diakibatkan oleh :
·     Persaingan dagang dari bangsa Perancis dan Inggris.
·     Penduduk Indonesia, terutama Jawa telah menjadi miskin, sehingga tidak mampu membeli barang - barang yang dijual VOC.
·     Perdagangan gelap merajalela dan menerobos monopoli perdagangan VOC.
·     Pegawai - pegawai VOC banyak melakukan korupsi dan kecurangan - kecurangan akibat dari gaji yang diterimanya terlalu kecil.
·     VOC mengeluarkan anggaran belanja yang cukup besar untuk memelihara tentara dan pegawai - pegawai yang jumlahnya cukup besar untuk memenuhi pegawai daerah - daerah yang baru dikuasai, terutama di Jawa dan Madura.
Maka pada tahin 1799, VOC akhirnya dibubarkan. Pada tahun 1807, Republika Bataafsche dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte dan diganti bentuknya menjadi Kerajaan Holland di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte (adik dari Kaisar Napoleon).
v   Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808 - 1811)
Pada tahun 1808, Herman Willem Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal atas wilayah Indonesia. Tugas utamanya adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris. Dalam upaya tersebut, perhatian Daendels hanyalah terhadap pertahanan dan ketentaraan. Untuk memperkuat angkatan perangnya, Daendels melatih orang - orang Indonesia, karena tidak mungkin ia menambah tentaranya dari orang - orang Belanda yang didatangkan dari Negeri Belanda. Pembangunan angkatan perangnya ini dilengkapi dengan pendirian tangsi - tangsi atau benteng - benteng, pabrik mesiu dan juga rumah sakit tentara. Di samping itu, atas dasar pertimbangan pertahanan, Daendels memerintahkan pembuatan jalan pos dari Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan di Jawa Timur. Pembuatan jalan ini menggunakan tenaga rakyat dengan sistem kerja paksa atau kerja rodi, hingga selesainya pembuatan jalan itu. Untuk orang Belanda, pekerjaan menyelesaikan pembuatan jalan pos ini merupakan keberhasilan yang gemilang, tetapi lain halnya dengan bangsa Indonesia, dimana setiap jengkal jalan itu merupakan peringatan terhadap rintihan dan jeritan jiwa orang yang mati dalam pembuatan jalan tersebut. Setelah pembuatan jalan selesai, Daendels memerintahkan pembuatan perahu - perahu kecil, karena perahu - perahu perang Belanda tidak mungkin dikirim dari Negeri Belanda ke Indonesia. Selanjutnya pembuatan pelabuhan - pelabuhan tempat bersandarnya perahu - perahu perang itu, Daendels merencanakan di daerah Banten Selatan. Pembuatan pelabuhan itu telah memakan ribuan korban jiwa orang Indonesia di Banten akibat dari penyakit malaria yang menyerang para pekerja paksa. Akhirya pembuatan  pelabuhan  itu tidak selesai. Walaupun Daendels bersikeras untuk tetap menyelesaikannya, tetapi Sultan Bnten menentangnya. Daendels menganggap jiwa rakyat Bnten tidak ada harganya, sehingga hal ini mengakibatkan pecahnya perang antara Daendels dengan Kerajaan Banten. Di samping itu, pembuatan pelabuhan di Merak juga mengalami kegagalan dan hanya usaha untuk memperluas pelabuhan di Surabayan yang cukup memuaskan. Pada tahu 1810 Kerajaan Belanda di bawah pemerintahan Raja Louis Napoleon Bonaparte dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte. Negeri Belanda dijadikan wilayah kekuasaan Perancis. Dengan demikian, wilayah jajahannya di Indonesia secara otomatis menjadi wilayah jajahan Perancis. Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat otokratis (otoriter), maka pada tahun 1811 ia dipanggil kembali ke Negeri Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansens.
v   Kekuasaan Inggris di Indonesia
Pada tahun 1811, tentara Inggris mengadakan serangan terhadap wilayah - wilayah yang dikuasai Belanda. Sejak tahun 1811 itu juga wilayah Indonesia menjadi daerah jajahan East India Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Kalkuta, yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Untuk wilayah Indonesia Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai pemegang pemerintahan dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal. Dengan bantuan orang - orang Indonesia yang pandai dan beberapa orang Belanda, Raffles berhasil mengetahui sejarah, kebudayaan, kesenian dan kesusasteraan Jawa. Buah karya Thomas Stamford Raffles adalah sebuah buku yang berisikan sejarah Jawa yang berjudul History of Java. Setelah Napoleon Bonaparte berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London), Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasai oleh Inggris.
v   Pemerintahan Kolonial Belanda
Setelah dilakukan perjanjian antara Inggris dengan Belanda pada Konvensi London (1814), daerah Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Untuk mengurus pengembalian itu, dikirim komisi jenderal yang terdiri dari van der Capellen, Elout, dan Buyskes (1816). Tugas komisi jenderal itu sangat berat, yaitu memperbaiki sistem pemerintahan dan perekonomian. Perbaikan ekonomi ini bertujuan agar dapat mengembalikan utang - utang Belanda yang cukup besar akibat perang - perang yang dilakukan dalam menghadapi Napoleon maupun perang - perang yang dilakukan dalam menghadapi kerajaan - kerajaan Indonesia. Untuk menghadapi pertentangan yang kuat dari bangsa Indonesia, Belanda menindasnya dengan jalan perang kolonial dan politik devide et impera yaitu memecah belah bangsa Indonesia. Sehingga terjadinya permusuhan antara kerajaan - kerajaan yang ada di wilayah Indonesia.
v   Kekuasaan Bangsa Jerman
Sekalipun Jerman sering dijuluki “Negara imperialis yang kesiangan”, namun ia dapat menguasai beberapa daerah jajahan antara lain :
·     Togo
·     Kamerun
·     Afrika Barat Daya
·     Nigeria

1 komentar: