Selasa, 02 September 2014

Karya Ilmiah



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan budaya secara langsung mempengaruhi kegiatan manusia. Era globalisasi membebaskan budaya luar bebas masuk ke Indonesia. Budaya-budaya itu mempengaruhi kepribadian bangsa, terutama kedisiplinan remaja masa kini. Kedisiplinan remaja masa kini dapat dikatakan semakin memprihatinkan seperti terlihat, salah satunya, dari busana yang dikenakan. Pakaian remaja yang dulu rapid an sopan, lama kelamaan berubah menjadi pakaian yang memperlihatkan aurat dan lekuk tubuh., sehingga bisa menjadi salah satu penyebab terjadi perbuatan dosa atau kejahatan seksual.
Kegiatan penanaman kedisiplinan remaja harus diperhatikan, karena akan berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Kegiatan penanaman kedisiplinan di kalangan remaja sangatlah penting. Sebab kedisiplinan yang telah ditanamkan nantinya akan diterapkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu pengontrolan dan pengawasan dari seluruh pihak dalam pelaksanaanya.
Salah satu alternatifnya adalah memberikan penyuluhan kepada para remaja. Penyuluhan kepada remaja hendaknya dilakukan sejak awal masa pubertas, sehingga nantinya para remaja tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan terburuk seperti perbuatan asusila, membolos, minum minuman keras atau merokok.

1.2 Permasalahan
Mengingat begitu maraknya remaja yang berperilaku di luar batas adat istiadat dan norma kesusilaan serta rumitnya permasalahannya kehidupan remaja masa kini, yang dapat mengakibatkan tergerusnya kedisiplinan remaja.
Berdasarkan paparan tersebut, maka permasalahan kedisiplinan remaja perlu diangkat sebagai bahan pembahasan, sehingga pada akhirnya ditemukan jalan keluar untuk menangkal pengaruh negatif dari perkembangan kebudayaan dan era globalisasi dunia terhadap kedisiplinan remaja masa kini, dengan begitu perilaku remaja Indonesia akan tetap sesuai dengan kepribadian bangsanya.
1.3    Maksud dan Tujuan
Maksud diangkatnya masalah kedisiplinan sebagai bahan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana situasi dan kondisi kedisiplinan remaja masa kini, dan sebagai wujud kepedulian terhadap kemajuan serta perkembangan bangsa dan negara.
Tujuan saya dengan pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
§  Menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman,
§  Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kedisiplinan seorang anak,
§  Membantu memberikan saran dalam upaya memperbaiki kedisiplinan remaja menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
1.4    Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan tersebut, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
*      Sejauh mana perbedaan kedisiplinan remaja zaman dulu dengan kedisiplinan remaja masa kini?
*      Apa saja yang mempengaruhi kedisiplinan remaja masa kini?
*      Bagaimana pengaruh kedisiplinan remaja masa kini terhadap masa depan bangsa dan negaranya?
*      Bagaimana cara menanggulangi dan meningkatkan kedisiplinan remaja?
1.5    Metode Penelitian
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, kami melakukan penelitian dengan menggunakan metode:
v  Penyebaran angket
Penyebaran angket diisi oleh teman-teman di kelas IX-D. Dengan disebarkannya angket ini, memudahkan untuk melakukan pengamatan kedisiplinan remaja masa kini dari sudut pandang remaja itu sendiri
v  Pengamatan
Selain metode penyebaran angket, juga dilakukan pengamatan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari para remaja.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini, dibuat sistematika penulisan sebagai berikut:
Ø  BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan tujuan, identifikasi masalah, metode penelitian yang digunakan, sistematika penulisan, dan manfaat pelitian
Ø  BAB II KEDISIPLINAN REMAJA
Berisi tentang masa remaja, kenakalan remaja dan penyebabnya, gangguan yang timbul akibat perbuatan remaja, proses pendewasaan anak, cara membentuk disiplin yang baik, serta peranan orang tua dan agama bagi kedisiplinan anak.
Ø  BAB III PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil angket.
Ø  BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan dan saran-saran.
1.7    Manfaat
Manfaat yang saya dapatkan dengan mengadakan penelitian, yaitu:
v   Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kedisiplinan,
v   Mengetahui presepsi orang lain terhadap kedisiplinan anak remaja masa kini,
v   Mengetahui perbedaan nilai kedisiplinan anak remaja masa kini dengan kedisiplinan anak remaja dahulu,
v   Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kedisiplinan seorang anak,
v   Mengetahui bagaimana cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah kedisiplinan remaja masa kini, dan
v   Mengetahui dampak dari kedisiplinan remaja masa kini bagi kehidupan di masa kini bagi kehidupan di masa yang akan dating.


1.8 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Maret sampai tanggal 9 Maret 2013, bertempat di lingkungan kampus SMPN 12 Bandung dan di lingkungan rumah.






















BAB II
TINJAUAN TEORITIS MENGENAI KEDISILINAN REMAJA
2.1    Masa remaja atau pubertas
Masa remaja atau pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang berlangsung antara umur 12-21 tahun. Ciri utama dan umum periode pubertas adalah:
·         Pubertas merupakan periode transisi.
·         Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat.
2.2    Pengertian kenakalan remaja
Kenakalan remaja adalah kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku yang masih berusia remaja. Kejahatan tersebut meliputi bidang kedisiplinan, susila, yuridis, sosial dan psikologis. Kenakalan remaja ini merupakan salah satu masalah sosial.
2.3 Sebab-sebab kenakalan remaja
o   Keadaan keluarga
Pada dasarnya lingkungan keluarga merupakan lingkungan kelompok sosial yang paling kecil sekaligus lingkungan yang paling dekat dan terkuat didalam mendidik anak. Dengan demikian, seluk beluk kehidupan keluarga memiliki pengaruh yang paling mendasar dalam perkembangan anak.
Pada hakikatnya, kondisi keluarga yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja atau anak bersifat kompleks. Dewasa ini anak-anak hanya dididik untuk kebutuhan pokok jasmaniah saja tetapi kebutuhan rohani seperti pendidikan agama dan kasih sayang dianggap tidak begitu penting.
Bagi umat Islam, pembinaan anak didalam keluarga dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh dan membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
o   Keadaan sekolah
Faktor yang biasanya menyebabkan kenakalan remaja di sekolah adalah pergaulan yang tidak sehat dengan teman-teman sebaya, pendidikan, dan semua pihak yang terlibat dalam ikatan formal proses belajar-mengajar di sekolah.
o   Keadaan masyarakat
Kenakalan remaja di masyarakat diperkuat oleh kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
2.4 Gangguan-gangguan yang timbul akibat perbuatan remaja
Gangguan-gangguan yang terjadi tidak jarang muncul dari perbuatan-perbuatan anak remaja yang tidak terpuji serta mengancam hak-hak orang lain di tengah-tengah masyarakat, antara lain:
§  Mengancam hak milik orang lain,
§  Mengancam hak-hak hidup dan kesehatan orang lain,
§  Mengancam kehormatan orang lain dan tidak susila.
Perbuatan remaja akhirnya menimbulkan keresahan sosial yang secara formal jelas melawan hukum tertulis atau Undang-undang. Jika ditinjau dari segi kesusilaan, perbuatan-perbuatan tersebut menyalahi norma-norma sosial yang berlaku dan bersifat anti susila.
2.5 Proses pendewasaan anak
Pendewasaan seorang anak dapat dimulai sejak masa remaja melalui pemahaman dan internalisasi nilai-nilai kedisiplinan, nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai ibadah dan perwujudannya. Proses terjadinya pemahaman, internalisasi kedisiplinan dan nilai-nilai pada anak tidak dapat terjadi dalam sendirinya, akan tetapi hal tersebut terjadi melalui proses identifikasi orang-orang yang dianggapnya sebagai model, juga pendidikan yang diterima anak selama dalam masa perkembangan terutama dalam proses pembinaan kedisiplinan.
Proses internalisasi nilai-nlai keutamaan bagi anak dapat melalui contoh-contoh yang diberikan dan diterima di dalam keluarga. Ada yang menjelaskan bahwa dalam keluarga si anak mula-mula mengenal kata dan pengertiannya, ucapan-ucapan dan bacaan-bacaan, juga berbagai contoh teladan yang nantinya tidak akan lepas dari apa yang bakal dipraktekannya dalam kehidupan selanjutnya. Bagaimana sikap dan langkahnya terhadap orang tua atau orang lain, bagaimana “menghayati” praktek ajaran Islam seperti shalat berjama’ah di masjid, di musholla atau di rumah, shalat tarawih dan shalat Idul Fitri atau Idul Adha dan sebagainya.
Pada hakikatnya faktor lingkungan sangat mendukung pembentukan kepribadian anak yang akan nampaksetelah anak meningkat umur dewasa. Interaksi sosial yang berlangsung secara wajar antara anak dengan anggota-anggota masyarakat di dalam kelompoknya akan menunjang pembentukan mental yang sehat. Di tengah-tengah masyarakat nilai-nilai akhlak, norma-norma sosial dan sopan santun merupakan nilai-nilai yang harus dipatuhi oleh individu-individu sebagai anggota kelompok, termasuk anak remaja di dalamya.
Perkembangan kesetiaan sosial selalu berpengaruh dengan proses sosialisasi. Dalam perkembangan sosial semula berkembanglah kesetiaan sosial terhadap keluarga, kelompok permainannya, kelompok agamanya, kelompok sekerjanya, dan bangsanya. Dalam perkembangan sosial yang norma, perkembangan kesetiaan ini meluas kepada kelompok yang makin lama makin besar (luas).
Anak remaja yang melakukan perbuatan–perbuatan disiplin dan bernilai  akhlakul karimah merupakan hasil dari pengalaman dan pengetahuan mereka dari contoh-contoh dan pelajaran yang diberikan oleh kedua orang tua di rumah, para pendidik di sekolah dan pemuka masyarakat. Terciptanya suasana yang serba positif dalam lingkungan kehidupan anak remaja dapat berakibat baik terhadap perkembangan mentalnya, demikian pula sebaliknya, jika lingkungan hidup anak remaja serba negatif, maka hal itu dapat berakibat buruk terhadap perkembangan mentalnya.
2.6 Cara membentuk kedisiplinan yang baik
Pembentukan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang disiplin, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, berarti pula cara tersebut sangat tepat untuk membina mental anak remaja. Dalam proses ini tersimpu indikator bahwa pembinaan anak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW, pembinaan, pendidikan dan penanaman Akhlakul Karimah sangat tepat bagi anak remaja agar di dalam perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan kea rah negatif. Media yang dapat digunakan yakni lewat contoh-contoh, latihan-latihan dan praktek-praktek nyata yang dilakukan oleh kedua orang tua di dalam kehidupan keluarga, oleh para guru di lingkungan sekolah, juga juru-juru didik selain kedua orang tua dan guru di dalam kelas.
Pendidikan tersebut adalah nilai-nilai keutamaan yang disempurnakan dengan nilai-nilai akhlakul karimah.Sejumlah nilai yang harus ditanamkan pada anak antara lain: kejujuran, kasih sayang dan segala nilai positif di dalamnya, tidah berlebih-lebihan, enghormati kedua orang tua, memelihara kesucian diri, bertakwa dan segala perwujudannya. Nilai-nilai tersebut dapat digunakan dalam pembinaan akhlak setiap individu tanpa batas wilayah dan tanpa batas waktu.
2.7 Peranan orang tua dan agama dalam perkembangan kedisiplinan anak
Permasalahan kedisiplinan yang terjadi di lingkungan kita, merupakan salah satu tanggung jawab kita semua. Peranan orang tua, peranan agama, dan peranan lingkungan sangatlah berpengaruh kepada anak.
Karakter yang tertanam dalam diri setiap anak sangat bergantung pada pendidikan kedisiplinan yang mereka dapatkan. Perkembangan moral pada anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, terutama peran orang tua yang sangat penting.Berikut ini ada beberapa sikap orang tua yang perlu diperhatikan:
o   Harus memiliki sikap konsisten,
o   Memberikan kasih sayang yang tulus, terbuka, serta
o   Memiliki pengalaman agama.
Semua sikap tersebut sangat penting dalam perkembangan kedisiplinan anak. Penanaman pengertian tingkah laku yang benar dari orang tua akan lebih dipahami oleh anak, karena anak lebih cenderung untuk meniru penampilan idolanya (orang tua). Misalnya orang tua yang menghendaki anaknya untuk tidak berbohong, maka orang tua harus menjauhkan diri dari perilaku berbohong.
Pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena merupakan substitusi keluarga dan orang tua, terutama peran guru agama yang sangat penting.
Oleh karena itu kepedulian kepala sekolah, guru, dan staf lainnya terhadap agama akan sangat membantu, seperti memberikan fasilitas sarana ibadah yang memadai serta mengadakan ekstrakulikuler kerohanian bagi para siswa, seperti ceramah atau diskusi.
Pada dasarnya anak remaja melakukan interaksi sosial dengan teman atau anggota masyarakat, apabila lingkungan masyarakat berakhlak baik, maka anak remaja akan cenderung berakhlak baik, begitu pula sebaliknya.
Semua faktor di atas (keluarga, sekolah, masyarakat) tidak akan berjalan baik dengan baik jika tidak diimbangi dengan faktor agama. Agama memiliki peranan yang sangat penting.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa lingkungan yang kondusif pada perkembangan kesadaran beragama akan sangat berperan bagi perkembangan kedisiplinan anak/remaja. Karena dalam prosesnya lingkungan keluarga, sekolah/masyarakat yang kondusif akan memberikan pengajaran, bimbingan, pembiasaan, keteladanan, dalam beribadah dan berakhlakul karimah serta menciptakan situasi kehidupan yang memperlihatkan nilai-nilai ajaran agama. Dengan cara begitu mudah-mudahan kita dapat membersihkan lingkungan dari jwa yang tidak sehat.















BAB III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
3.1 Pembahasan hasil penyebaran angket
Angket yang berisi sembilan pertanyaan diisi oleh 20 siswa kelas IX-D. Penyebaran angket ini berlangsung pada tanggal 13 Maret 2013.
Siswa kelas IX-D yang saya mintai pendapatnya berjumlah 20 orang yang terdiri dari orang perempuan dan orang siswa laki-laki dengan usia yang berkisar antara 14-15 tahun.
Siswa perempuan yang dimintai pendapat yang berusia 13 tahun tidak ada, 14 tahun berjumlah 8 orang, dan yang berusia 15 tahun berjumlah 7 orang. Sedangkan siswa laki-laki yang berusia 13 tahun tidak ada, 14 tahun berjumlah 2 orang, dan yang berusia 15 tahun orang 3 orang.
Berikut tanggapan siswa yang menjawab angket atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket yang saya sebarkan:
1.     Tanggapan atas pertanyaan:Jenis kelamin kamu:
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Laki-laki
5
25%
Perempuan
15
75%
Jumlah
20
100%



2.    Tanggapan atas pertanyaan: Usia kamu:
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
13 tahun
0
0%
14 tahun
10
50%
15 tahun
10
50%
Jumlah
20
100%

3.    Menurut kamu, bagaimana kedisiplinan remaja masa kini?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Bagus
0
0%
Biasa-biasa saja
5
25%
Buruk
15
75%
Jumlah
20
100%

Pada tabel terlihat sebagian besar (75%) berpendapat bahwa keremajaan masa kini buruk, sedangkan yang berpendapat bagus/baik tidak ada dari 20 siswa yang dimintai pendapatnya.
4.    Tanggapan atas pertanyaan: Bagaimana dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Bagus
17
85%
Biasa-biasa saja
3
15%
Buruk
0
0%
Jumlah
20
100%

Dari tabel di atas mengenai moral remaja zaman dahulu, semua berpendapat baik atau biasa-biasa saja, tidak ada yang berpendapat bahwa kedisiplinan remaja zaman dahulu buruk.
5.    Tanggapan atas pertanyaan: Apakah kedisiplinan remaja masa kini berbeda dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Ya
19
95%
Tidak
1
5%
Jumlah
20
100%


Jika jawaban kamu ya, maka perbedaannya:
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Jauh
19
95%
Dekat
1
5%
Jumlah
20
100%

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa sebagai besar (95%) berpendapat bahwa kedisiplinan remaja masa kini berbeda dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu, dan mereka berpendapat pula perbedaanya jauh. Hanya 5% yang berpendapat bahwa kedisiplinan remaja masa kini tidak berbeda dari kedisiplinan remaja zaman dahulu.

6.    Apa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan remaja masa kini?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Perubahan zaman
2
10%
Kemajuan IPTEK
7
35%
Pengaruh budaya luar
11
55%
Jumlah
20
100%

Sebaian besar berpendapat bahwa pengaruh budaya luar merupakan faktor yang paling mempengaruhi kedisiplinan remaja masa kini. Sedangkan yang berpendapat perubahan zaman serta kemajuan IPTEK sebagai faktor yang mempengaruhi kedisiplinan remaja masa kini hanya 45%.
7.    Menurut kamu, termasuk ke dalam kategori manakah kedisiplinan anda?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Baik
2
10%
Sedang
15
75%
Buruk
3
15%
Jumlah
20
100%

Sebagian besar berpendapat bahwa mereka termasuk kategori disiplin yang sedang atau baik (85%), sedangkan yang menganggap kedisiplinan dirinya buruk berjumlah 15%.
8.    Cukupkah menurut kamu, penanaman kedisiplinan yang telah ditanamkan pada diri kamu?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentase
Ya
10
50%
Tidak
10
50%
Jumlah
20
100%

Dari tabel diatas terlihat bahwa pendapat terhadap pertanyaan cukup tidaknya penanaman moral terhadap dirinya, setengahnya (50%) berpendapat merasa sudah cukup, sedang yang merasa belum/tidak cukup berjumlah 50% pendapat.
9.    Perlukah penanaman kedisiplinan remaja masa kini ditingkatkan?
Jawaban
Jumlah pemilih
Presentas4e
Ya
2
10%
Tidak
18
90%
Jawaban
20
100%

Terhadap pertanyaan terakhir mengenai perlu tidaknya kedisiplinan remaja masa kini ditingkatkan, 90% berpendapat bahwa perlu penanaman kedisiplinan,  sedangkan 10% berpendapat tidak/merasa sudah cukup.
Berdasarkan pendapat, dapat disimpulkan dari tabel bahwa keremajaan masa kini dikategorikan buruk, sedangkan kedisiplinan remaja zaman dahulu dikategorikan baik. Kedisiplinan remaja masa kini berbeda jauh dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu. Faktor yang menyebabkan kedisiplinan remaja zaman kini dikategorikan buruk salah satunya karena adanya pengaruh budaya luar.
Sebagian orang mengkategorikan dirinya termasuk memiliki kedisiplinan yang cukup baik. Namun sebagian orang merasa penanaman kedisiplinan pada dirinya masih kurang dan sebagian lainnya merasa penanaman kedisiplinan pada dirinya sudah cukup. Hampir seluruh orang(90%) berpendapat penanaman kedisiplinan pada remaja masa kini perlu ditingkatkan, hanya sekitar 10% orang yang menjawab tidak perlu ditingkatkan.







BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab II, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.     Telah terjadi pergeseran kedisiplinan masa kini ke arah yang mengkhawatirkan, sebagai akibat negatif dari pesatnya perkembangan kebudayaan dan masuknya era globalisasi di negara kita, seperti dengan mudahnya tayangan-tayangan tentang kekerasan dan seks dilihat melalui pesawat televisi.
2.    Remaja masa kini masih banyak yang kedisiplinannya dapat di katakana dengan baik, sebagai buktinya masih banyak yang mau bersekolah dan patuh menjalankan perintah agama.
3.    Apabila kedisiplinan remaja rusak, merupakan tanda bahaya bagi kelangsungan bangsa dan negara tersebut. Maju mundurnya suatu bangsa dan negara ditentukan oleh remaja atau generasi mudanya.
4.    Lembaga-lembaga negara atau lembaga sosial masyarakat (LSM) dan lembaga keluarga berperan penting dalam menentukan baik buruknya kedisiplinan remaja.


4.2 Saran atau rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran atau rekomendasi yang dapat saya sampaikan, agar kedisiplinan remaja tetap sesuai dengan jati diri bangsa dan ketentuan agama, adalah sebagai berikut:
1)    Pendidikan kedisiplinan perlu dilaksanakan secara intensif dan berkesinabungan pada berbagai jenjang sekolah.
2)   Penyuluhan tentang etika, kedisiplinan secara umum perlu dilaksanakan dan sedapat mungkin dilakukan dengan metode yang disukai remaja. Sehingga, para remaja tidak merasa bosan dan mau menerapkan pengetahuan tentang etika dan kedisiplinan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3)   Perlu di berikannya contoh keteladan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari dari para pemimpin dan mereka yang menjadi panutan para remaja.
4)   Pengelola media massa, seperti Surat kabar, Majalah, Radio dan Televisi perlu meneliti dengan seksama programnya, sebelum di siarkan dan ditanyangkan kepada halayak umum, sehingga tidak berdampak merusak kedisiplinan remaja.
5)   Perlu diciptakan kondusif, sehingga para remaja bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam batas-batas kedisiplinan yang berlaku.




DAFTAR PUSTAKA
Internet      : www.google.com
                    www.wikipedia.com
Buku karya ilmiah yang lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar