BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan
budaya secara langsung mempengaruhi kegiatan manusia. Era globalisasi
membebaskan budaya luar bebas masuk ke Indonesia. Budaya-budaya itu
mempengaruhi kepribadian bangsa, terutama kedisiplinan remaja masa kini.
Kedisiplinan remaja masa kini dapat dikatakan semakin memprihatinkan seperti
terlihat, salah satunya, dari busana yang dikenakan. Pakaian remaja yang dulu
rapid an sopan, lama kelamaan berubah menjadi pakaian yang memperlihatkan aurat
dan lekuk tubuh., sehingga bisa menjadi salah satu penyebab terjadi perbuatan
dosa atau kejahatan seksual.
Kegiatan penanaman kedisiplinan remaja harus diperhatikan,
karena akan berdampak pada kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
Kegiatan penanaman kedisiplinan di kalangan remaja sangatlah penting. Sebab
kedisiplinan yang telah ditanamkan nantinya akan diterapkan dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu pengontrolan dan pengawasan
dari seluruh pihak dalam pelaksanaanya.
Salah satu alternatifnya adalah memberikan penyuluhan kepada
para remaja. Penyuluhan kepada remaja hendaknya dilakukan sejak awal masa
pubertas, sehingga nantinya para remaja tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan
terburuk seperti perbuatan asusila, membolos, minum minuman keras atau merokok.
1.2
Permasalahan
Mengingat begitu maraknya remaja yang berperilaku di luar
batas adat istiadat dan norma kesusilaan serta rumitnya permasalahannya
kehidupan remaja masa kini, yang dapat mengakibatkan tergerusnya kedisiplinan
remaja.
Berdasarkan paparan tersebut, maka permasalahan kedisiplinan
remaja perlu diangkat sebagai bahan pembahasan, sehingga pada akhirnya
ditemukan jalan keluar untuk menangkal pengaruh negatif dari perkembangan
kebudayaan dan era globalisasi dunia terhadap kedisiplinan remaja masa kini,
dengan begitu perilaku remaja Indonesia akan tetap sesuai dengan kepribadian
bangsanya.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud diangkatnya masalah kedisiplinan sebagai bahan
penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana situasi dan kondisi kedisiplinan
remaja masa kini, dan sebagai wujud kepedulian terhadap kemajuan serta
perkembangan bangsa dan negara.
Tujuan saya dengan pembuatan karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
§ Menambah
wawasan, pengetahuan, serta pengalaman,
§ Mengetahui
hal-hal yang mempengaruhi kedisiplinan seorang anak,
§ Membantu
memberikan saran dalam upaya memperbaiki kedisiplinan remaja menjadi lebih baik
dari keadaan sebelumnya.
1.4 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan tersebut,
maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
Sejauh mana perbedaan kedisiplinan remaja zaman
dulu dengan kedisiplinan remaja masa kini?
Apa saja yang mempengaruhi kedisiplinan remaja
masa kini?
Bagaimana pengaruh kedisiplinan remaja masa kini
terhadap masa depan bangsa dan negaranya?
Bagaimana cara menanggulangi dan meningkatkan
kedisiplinan remaja?
1.5 Metode Penelitian
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, kami
melakukan penelitian dengan menggunakan metode:
v Penyebaran
angket
Penyebaran angket diisi oleh teman-teman di
kelas IX-D. Dengan disebarkannya angket ini, memudahkan untuk melakukan
pengamatan kedisiplinan remaja masa kini dari sudut pandang remaja itu sendiri
v Pengamatan
Selain metode penyebaran angket, juga
dilakukan pengamatan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari para remaja.
1.6 Sistematika
Penulisan
Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini, dibuat sistematika
penulisan sebagai berikut:
Ø BAB I
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, permasalahan,
maksud dan tujuan, identifikasi masalah, metode penelitian yang digunakan,
sistematika penulisan, dan manfaat pelitian
Ø BAB II
KEDISIPLINAN REMAJA
Berisi tentang masa remaja, kenakalan remaja
dan penyebabnya, gangguan yang timbul akibat perbuatan remaja, proses
pendewasaan anak, cara membentuk disiplin yang baik, serta peranan orang tua
dan agama bagi kedisiplinan anak.
Ø BAB III
PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil angket.
Ø BAB IV
PENUTUP
Berisi kesimpulan berdasarkan hasil
pembahasan dan saran-saran.
1.7 Manfaat
Manfaat yang saya dapatkan dengan mengadakan penelitian,
yaitu:
v
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
kedisiplinan,
v
Mengetahui presepsi orang lain terhadap
kedisiplinan anak remaja masa kini,
v
Mengetahui perbedaan nilai kedisiplinan anak
remaja masa kini dengan kedisiplinan anak remaja dahulu,
v
Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kedisiplinan seorang anak,
v
Mengetahui bagaimana cara-cara yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi masalah kedisiplinan remaja masa kini, dan
v
Mengetahui dampak dari kedisiplinan remaja masa
kini bagi kehidupan di masa kini bagi kehidupan di masa yang akan dating.
1.8 Waktu
dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2 Maret
sampai tanggal 9 Maret 2013, bertempat di lingkungan kampus SMPN 12 Bandung dan
di lingkungan rumah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS MENGENAI KEDISILINAN REMAJA
2.1 Masa remaja atau pubertas
Masa remaja atau pubertas adalah masa
peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang berlangsung antara umur 12-21
tahun. Ciri utama dan umum periode pubertas adalah:
·
Pubertas merupakan periode transisi.
·
Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan
yang sangat cepat.
2.2 Pengertian kenakalan remaja
Kenakalan remaja adalah kejahatan dan
pelanggaran yang dilakukan oleh para pelaku yang masih berusia remaja.
Kejahatan tersebut meliputi bidang kedisiplinan, susila, yuridis, sosial dan
psikologis. Kenakalan remaja ini merupakan salah satu masalah sosial.
2.3 Sebab-sebab
kenakalan remaja
o
Keadaan keluarga
Pada dasarnya lingkungan keluarga
merupakan lingkungan kelompok sosial yang paling kecil sekaligus lingkungan
yang paling dekat dan terkuat didalam mendidik anak. Dengan demikian, seluk
beluk kehidupan keluarga memiliki pengaruh yang paling mendasar dalam
perkembangan anak.
Pada hakikatnya, kondisi keluarga
yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja atau anak bersifat kompleks. Dewasa
ini anak-anak hanya dididik untuk kebutuhan pokok jasmaniah saja tetapi
kebutuhan rohani seperti pendidikan agama dan kasih sayang dianggap tidak
begitu penting.
Bagi umat Islam, pembinaan anak
didalam keluarga dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh dan membiasakan
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.
o
Keadaan sekolah
Faktor yang biasanya menyebabkan
kenakalan remaja di sekolah adalah pergaulan yang tidak sehat dengan
teman-teman sebaya, pendidikan, dan semua pihak yang terlibat dalam ikatan
formal proses belajar-mengajar di sekolah.
o
Keadaan masyarakat
Kenakalan remaja di masyarakat
diperkuat oleh kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
2.4
Gangguan-gangguan yang timbul akibat perbuatan remaja
Gangguan-gangguan yang terjadi tidak jarang muncul dari
perbuatan-perbuatan anak remaja yang tidak terpuji serta mengancam hak-hak
orang lain di tengah-tengah masyarakat, antara lain:
§ Mengancam
hak milik orang lain,
§ Mengancam
hak-hak hidup dan kesehatan orang lain,
§ Mengancam
kehormatan orang lain dan tidak susila.
Perbuatan remaja akhirnya
menimbulkan keresahan sosial yang secara formal jelas melawan hukum tertulis
atau Undang-undang. Jika ditinjau dari segi kesusilaan, perbuatan-perbuatan
tersebut menyalahi norma-norma sosial yang berlaku dan bersifat anti susila.
2.5
Proses pendewasaan anak
Pendewasaan seorang anak dapat dimulai sejak masa remaja
melalui pemahaman dan internalisasi nilai-nilai kedisiplinan, nilai-nilai
keutamaan, nilai-nilai ibadah dan perwujudannya. Proses terjadinya pemahaman,
internalisasi kedisiplinan dan nilai-nilai pada anak tidak dapat terjadi dalam
sendirinya, akan tetapi hal tersebut terjadi melalui proses identifikasi
orang-orang yang dianggapnya sebagai model, juga pendidikan yang diterima anak
selama dalam masa perkembangan terutama dalam proses pembinaan kedisiplinan.
Proses internalisasi nilai-nlai keutamaan bagi anak dapat
melalui contoh-contoh yang diberikan dan diterima di dalam keluarga. Ada yang
menjelaskan bahwa dalam keluarga si anak mula-mula mengenal kata dan
pengertiannya, ucapan-ucapan dan bacaan-bacaan, juga berbagai contoh teladan
yang nantinya tidak akan lepas dari apa yang bakal dipraktekannya dalam
kehidupan selanjutnya. Bagaimana sikap dan langkahnya terhadap orang tua atau
orang lain, bagaimana “menghayati” praktek
ajaran Islam seperti shalat berjama’ah di masjid, di musholla atau di rumah,
shalat tarawih dan shalat Idul Fitri atau Idul Adha dan sebagainya.
Pada hakikatnya faktor lingkungan sangat mendukung pembentukan
kepribadian anak yang akan nampaksetelah anak meningkat umur dewasa. Interaksi
sosial yang berlangsung secara wajar antara anak dengan anggota-anggota
masyarakat di dalam kelompoknya akan menunjang pembentukan mental yang sehat.
Di tengah-tengah masyarakat nilai-nilai akhlak, norma-norma sosial dan sopan
santun merupakan nilai-nilai yang harus dipatuhi oleh individu-individu sebagai
anggota kelompok, termasuk anak remaja di dalamya.
Perkembangan kesetiaan sosial selalu berpengaruh dengan proses
sosialisasi. Dalam perkembangan sosial semula berkembanglah kesetiaan sosial
terhadap keluarga, kelompok permainannya, kelompok agamanya, kelompok sekerjanya,
dan bangsanya. Dalam perkembangan sosial yang norma, perkembangan kesetiaan ini
meluas kepada kelompok yang makin lama makin besar (luas).
Anak remaja yang melakukan perbuatan–perbuatan disiplin dan
bernilai akhlakul karimah merupakan
hasil dari pengalaman dan pengetahuan mereka dari contoh-contoh dan pelajaran
yang diberikan oleh kedua orang tua di rumah, para pendidik di sekolah dan
pemuka masyarakat. Terciptanya suasana yang serba positif dalam lingkungan
kehidupan anak remaja dapat berakibat baik terhadap perkembangan mentalnya,
demikian pula sebaliknya, jika lingkungan hidup anak remaja serba negatif, maka
hal itu dapat berakibat buruk terhadap perkembangan mentalnya.
2.6 Cara
membentuk kedisiplinan yang baik
Pembentukan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk
mental manusia agar memiliki pribadi yang disiplin, berbudi pekerti yang luhur
dan bersusila, berarti pula cara tersebut sangat tepat untuk membina mental
anak remaja. Dalam proses ini tersimpu indikator bahwa pembinaan anak merupakan
penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental yang ditunjukkan oleh
Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW, pembinaan, pendidikan dan penanaman
Akhlakul Karimah sangat tepat bagi anak remaja agar di dalam perkembangan
mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan kea rah negatif. Media yang
dapat digunakan yakni lewat contoh-contoh, latihan-latihan dan praktek-praktek
nyata yang dilakukan oleh kedua orang tua di dalam kehidupan keluarga, oleh
para guru di lingkungan sekolah, juga juru-juru didik selain kedua orang tua
dan guru di dalam kelas.
Pendidikan tersebut adalah nilai-nilai keutamaan yang
disempurnakan dengan nilai-nilai akhlakul karimah.Sejumlah nilai yang harus
ditanamkan pada anak antara lain: kejujuran, kasih sayang dan segala nilai
positif di dalamnya, tidah berlebih-lebihan, enghormati kedua orang tua,
memelihara kesucian diri, bertakwa dan segala perwujudannya. Nilai-nilai
tersebut dapat digunakan dalam pembinaan akhlak setiap individu tanpa batas
wilayah dan tanpa batas waktu.
2.7
Peranan orang tua dan agama dalam perkembangan kedisiplinan anak
Permasalahan kedisiplinan yang terjadi di lingkungan kita,
merupakan salah satu tanggung jawab kita semua. Peranan orang tua, peranan
agama, dan peranan lingkungan sangatlah berpengaruh kepada anak.
Karakter yang tertanam dalam diri setiap anak sangat
bergantung pada pendidikan kedisiplinan yang mereka dapatkan. Perkembangan
moral pada anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, terutama peran
orang tua yang sangat penting.Berikut ini ada beberapa sikap orang tua yang
perlu diperhatikan:
o
Harus memiliki sikap konsisten,
o
Memberikan kasih sayang yang tulus, terbuka, serta
o
Memiliki pengalaman agama.
Semua sikap tersebut sangat penting dalam perkembangan
kedisiplinan anak. Penanaman pengertian tingkah laku yang benar dari orang tua
akan lebih dipahami oleh anak, karena anak lebih cenderung untuk meniru
penampilan idolanya (orang tua). Misalnya orang tua yang menghendaki anaknya
untuk tidak berbohong, maka orang tua harus menjauhkan diri dari perilaku
berbohong.
Pengaruh
sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena merupakan
substitusi keluarga dan orang tua, terutama peran guru agama yang sangat
penting.
Oleh karena itu kepedulian kepala sekolah, guru, dan staf
lainnya terhadap agama akan sangat membantu, seperti memberikan fasilitas
sarana ibadah yang memadai serta mengadakan ekstrakulikuler kerohanian bagi
para siswa, seperti ceramah atau diskusi.
Pada dasarnya anak remaja melakukan interaksi sosial dengan
teman atau anggota masyarakat, apabila lingkungan masyarakat berakhlak baik,
maka anak remaja akan cenderung berakhlak baik, begitu pula sebaliknya.
Semua faktor di atas (keluarga, sekolah, masyarakat) tidak
akan berjalan baik dengan baik jika tidak diimbangi dengan faktor agama. Agama
memiliki peranan yang sangat penting.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa lingkungan yang
kondusif pada perkembangan kesadaran beragama akan sangat berperan bagi
perkembangan kedisiplinan anak/remaja. Karena dalam prosesnya lingkungan
keluarga, sekolah/masyarakat yang kondusif akan memberikan pengajaran,
bimbingan, pembiasaan, keteladanan, dalam beribadah dan berakhlakul karimah
serta menciptakan situasi kehidupan yang memperlihatkan nilai-nilai ajaran
agama. Dengan cara begitu mudah-mudahan kita dapat membersihkan lingkungan dari
jwa yang tidak sehat.
BAB
III
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
3.1
Pembahasan hasil penyebaran angket
Angket yang berisi sembilan pertanyaan diisi oleh 20 siswa
kelas IX-D. Penyebaran angket ini berlangsung pada tanggal 13 Maret 2013.
Siswa kelas IX-D yang saya mintai pendapatnya berjumlah 20
orang yang terdiri dari orang perempuan dan orang siswa laki-laki dengan usia
yang berkisar antara 14-15 tahun.
Siswa perempuan yang dimintai pendapat yang berusia 13 tahun tidak
ada, 14 tahun berjumlah 8 orang, dan yang berusia 15 tahun berjumlah 7 orang.
Sedangkan siswa laki-laki yang berusia 13 tahun tidak ada, 14 tahun berjumlah 2
orang, dan yang berusia 15 tahun orang 3 orang.
Berikut tanggapan siswa yang menjawab angket atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket yang saya sebarkan:
1.
Tanggapan atas pertanyaan:Jenis kelamin kamu:
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Laki-laki
|
5
|
25%
|
Perempuan
|
15
|
75%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
2.
Tanggapan atas pertanyaan: Usia kamu:
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
13 tahun
|
0
|
0%
|
14 tahun
|
10
|
50%
|
15 tahun
|
10
|
50%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
3.
Menurut kamu, bagaimana kedisiplinan remaja masa
kini?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Bagus
|
0
|
0%
|
Biasa-biasa saja
|
5
|
25%
|
Buruk
|
15
|
75%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Pada tabel terlihat sebagian besar (75%) berpendapat bahwa
keremajaan masa kini buruk, sedangkan yang berpendapat bagus/baik tidak ada dari
20 siswa yang dimintai pendapatnya.
4.
Tanggapan atas pertanyaan: Bagaimana dengan kedisiplinan
remaja zaman dahulu?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Bagus
|
17
|
85%
|
Biasa-biasa saja
|
3
|
15%
|
Buruk
|
0
|
0%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Dari tabel di atas mengenai moral remaja zaman dahulu, semua
berpendapat baik atau biasa-biasa saja, tidak ada yang berpendapat bahwa
kedisiplinan remaja zaman dahulu buruk.
5.
Tanggapan atas pertanyaan: Apakah kedisiplinan
remaja masa kini berbeda dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Ya
|
19
|
95%
|
Tidak
|
1
|
5%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Jika jawaban kamu ya, maka perbedaannya:
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Jauh
|
19
|
95%
|
Dekat
|
1
|
5%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa
sebagai besar (95%) berpendapat bahwa kedisiplinan remaja masa kini berbeda
dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu, dan mereka berpendapat pula
perbedaanya jauh. Hanya 5% yang berpendapat bahwa kedisiplinan remaja masa kini
tidak berbeda dari kedisiplinan remaja zaman dahulu.
6.
Apa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan remaja
masa kini?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Perubahan zaman
|
2
|
10%
|
Kemajuan IPTEK
|
7
|
35%
|
Pengaruh budaya luar
|
11
|
55%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Sebaian besar berpendapat bahwa pengaruh
budaya luar merupakan faktor yang paling mempengaruhi kedisiplinan remaja masa
kini. Sedangkan yang berpendapat perubahan zaman serta kemajuan IPTEK sebagai
faktor yang mempengaruhi kedisiplinan remaja masa kini hanya 45%.
7.
Menurut kamu, termasuk ke dalam kategori manakah
kedisiplinan anda?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Baik
|
2
|
10%
|
Sedang
|
15
|
75%
|
Buruk
|
3
|
15%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Sebagian besar berpendapat bahwa mereka
termasuk kategori disiplin yang sedang atau baik (85%), sedangkan yang
menganggap kedisiplinan dirinya buruk berjumlah 15%.
8.
Cukupkah menurut kamu, penanaman kedisiplinan yang
telah ditanamkan pada diri kamu?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentase
|
Ya
|
10
|
50%
|
Tidak
|
10
|
50%
|
Jumlah
|
20
|
100%
|
Dari tabel diatas terlihat bahwa pendapat
terhadap pertanyaan cukup tidaknya penanaman moral terhadap dirinya,
setengahnya (50%) berpendapat merasa sudah cukup, sedang yang merasa belum/tidak
cukup berjumlah 50% pendapat.
9.
Perlukah penanaman kedisiplinan remaja masa kini
ditingkatkan?
Jawaban
|
Jumlah pemilih
|
Presentas4e
|
Ya
|
2
|
10%
|
Tidak
|
18
|
90%
|
Jawaban
|
20
|
100%
|
Terhadap pertanyaan terakhir mengenai perlu
tidaknya kedisiplinan remaja masa kini ditingkatkan, 90% berpendapat bahwa
perlu penanaman kedisiplinan, sedangkan 10%
berpendapat tidak/merasa sudah cukup.
Berdasarkan pendapat, dapat disimpulkan dari
tabel bahwa keremajaan masa kini dikategorikan buruk, sedangkan kedisiplinan
remaja zaman dahulu dikategorikan baik. Kedisiplinan remaja masa kini berbeda
jauh dengan kedisiplinan remaja zaman dahulu. Faktor yang menyebabkan
kedisiplinan remaja zaman kini dikategorikan buruk salah satunya karena adanya
pengaruh budaya luar.
Sebagian orang mengkategorikan dirinya
termasuk memiliki kedisiplinan yang cukup baik. Namun sebagian orang merasa
penanaman kedisiplinan pada dirinya masih kurang dan sebagian lainnya merasa
penanaman kedisiplinan pada dirinya sudah cukup. Hampir seluruh orang(90%)
berpendapat penanaman kedisiplinan pada remaja masa kini perlu ditingkatkan,
hanya sekitar 10% orang yang menjawab tidak perlu ditingkatkan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab II, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1.
Telah terjadi pergeseran kedisiplinan masa kini ke
arah yang mengkhawatirkan, sebagai akibat negatif dari pesatnya perkembangan
kebudayaan dan masuknya era globalisasi di negara kita, seperti dengan mudahnya
tayangan-tayangan tentang kekerasan dan seks dilihat melalui pesawat televisi.
2.
Remaja masa kini masih banyak yang kedisiplinannya
dapat di katakana dengan baik, sebagai buktinya masih banyak yang mau
bersekolah dan patuh menjalankan perintah agama.
3.
Apabila kedisiplinan remaja rusak, merupakan tanda
bahaya bagi kelangsungan bangsa dan negara tersebut. Maju mundurnya suatu
bangsa dan negara ditentukan oleh remaja atau generasi mudanya.
4.
Lembaga-lembaga negara atau lembaga sosial
masyarakat (LSM) dan lembaga keluarga berperan penting dalam menentukan baik
buruknya kedisiplinan remaja.
4.2 Saran
atau rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran atau rekomendasi
yang dapat saya sampaikan, agar kedisiplinan remaja tetap sesuai dengan jati
diri bangsa dan ketentuan agama, adalah sebagai berikut:
1)
Pendidikan kedisiplinan perlu dilaksanakan secara
intensif dan berkesinabungan pada berbagai jenjang sekolah.
2)
Penyuluhan tentang etika, kedisiplinan secara umum
perlu dilaksanakan dan sedapat mungkin dilakukan dengan metode yang disukai
remaja. Sehingga, para remaja tidak merasa bosan dan mau menerapkan pengetahuan
tentang etika dan kedisiplinan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3)
Perlu di berikannya contoh keteladan perilaku yang
baik dalam kehidupan sehari-hari dari para pemimpin dan mereka yang menjadi
panutan para remaja.
4)
Pengelola media massa, seperti Surat kabar,
Majalah, Radio dan Televisi perlu meneliti dengan seksama programnya, sebelum
di siarkan dan ditanyangkan kepada halayak umum, sehingga tidak berdampak
merusak kedisiplinan remaja.
5)
Perlu diciptakan kondusif, sehingga para remaja
bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam batas-batas kedisiplinan yang berlaku.
DAFTAR
PUSTAKA
Internet : www.google.com
Buku karya ilmiah yang lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar