Rabu, 03 September 2014

Kerajaan Islam



1.      Merumuskan tentang proses berdirinya Kerajaan Samudera Pasai!
Berdasarkan berita Marcopolo (tahun 1292) dan Ibnu Batutah (abad 13). Pada tahun 1267 telah berdiri kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (tahun 1297) Raja pertama SamudraPasai. Kesultanan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara sekarang. KerajaanSamudra Pasai berdiri sekitar abad 13 oleh Nazimuddin Al Kamil, seorang laksamana laut Mesir. Pada tahun 1283, Pasai dapat ditaklukannnya, kemudian mengangkat Marah Silu menjadi Raja Pasai pertama dengan gelar Sultan Malik Al Saleh (1285 – 1297). Kejayaan Samudera Pasai yang berada di daerahSamudera Geudong, Aceh Utara, diawali dengan penyatuan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peurelak, seperti Rimba Jreum dan Seumerlang. Sultan Malikus Saleh adalah salah seorang keturunan kerajaan itu yang menaklukkan beberapa kerajaan kecil dan mendirikan Kerajaan Samudera pada tahun 1270 Masehi. Makam Abdullah ibnu Muhammad ibnu Abdul Kadir. Ia menikah dengan Ganggang Sari, seorang putrid dari Kerajaan Islam Peureulak. Dari pernikahan itu, lahirlah dua putranya yang bernama Malikul Dhahir dan Malikul Mansyur. Setelah keduanya beranjak dewasa, Malikus Saleh menyerahkan takhta kepada anak sulungnya Malikul Dhahir. Ia mendirikan kerajaan baru bernama Pasai. Ketika Malikus Saleh mangkat, Malikul Dhahir menggabungkan kedua kerajaan itu menjadi Samudera Pasai. Dalam kisah perjalanannya ke Pasai, Ibnu Battutah menggambarkan Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin. Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan, Malikul Dhahir tidak pernah bersikap jemawa. Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Battutah. Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain, sedangkan ia langsung duduk di tanah tanpa beralas apa-apa. Dengan cermin pribadinya yang begitu rendah hati, raja yang memerintah Samudera Pasai dalam kurun waktu 1297-1326 M ini, pada batu nisannya dipahat sebuah syair dalam bahasa Arab, yang artinya, ini adalah makam yang mulia Malikul Dhahir, cahaya dunia sinar agama. Urutan para raja yang memerintah di Kesultanan Samudera Pasai :
©      Sultan Malik as-Shaleh (696 H / 1297 M)
©      Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326 M)
©      Sultan Mahmud Malik Zahir (±1346-1383 M)
©      Sultan Zainal Abidin Malik Zahir (1383-1405 M)
©      Sultanah Nahrisyah (1405-1412 M)
©      Abu Zain Malik Zahir (1412 M)
©      Mahmud Malik Zahir (1513-1524 M)
Nama               : Dara Mutia
Kelas               : X-AK 3
No. Absen       : 10
2.      Merumuskan perkembangan Kerajaan Samudera Pasai!
Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada abad ke-13 M, yang didirikan oleh Nasimuddin al-Kamil. Raja pertamanya Meurah Silu yang bergelar Malik al-Shaleh, yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M. Kehidupan politik Samudera Pasai setelah sultan wafat, maka kerajaan digantikan oleh Sultan Mahmud. Pada masa Sultan Mahmud, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai. Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malikul Thahir. Sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik. Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Juga pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, serta daerah sekitarnya banyak bertandang ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang Pulau Jawa ditukar dengan lada. Samudera Pasai adalah sebagai pintu gerbang penyebranga agama Islam hamper ke seluruh wilayah Nusantara dan sebagian Asia Tenggara.Faktor yang mendorong berkembangnya Samudera Pasai yaitu letaknya strategis, melemahnya Kerajaan Sriwijaya, dan kekayaan alam yang melimpah. Samudera Pasai juga berkembang pesat menjadi pusat studi Islam yang ramai. Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi Tamiak, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Tekak, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Chandi, Tukang, Pekan, dan Pasai.

Nama               : Gita Rodianah
Kelas               : X-AK 3
No. Absen       : 18

3.      Merumuskan perkembangan Kerajaan Aceh Darussalam!
-          Pada tahun 1520, Aceh berhasil memasukkan Kerajaan Daya ke dalam kekuasaan Aceh Darussalam.
-          Pada tahun 1524, Pedir dan Samudra Pasai ditaklukkan. Lalu, Kesultanan Aceh Darussalam (dibawah Sultan Ali Mughayat Syah) menyerang kapal Portugis (dibawah Komandan Simao de Souza Galvao) di Banda Aceh.
-          Pada tahun 1529, Kesultanan Aceh mengadakan persiapan untuk menyerang orang Portugis di Malaka.
-          Pada tahun 1530, Sultan Ali Mughayat Syah wafat.
-          Pada tahun 1538-1571, Sultan Alauddin Riayat Syah al-Qahhar menggantikan Sultan Ali Mughayat Syah.
-          Pada tahun 1563, mengirimkan utusan ke Constantinopel untuk meminta bantuan dalam usaha melawan kekuasaan Portugis.
-          Pada tahun  1565, datang bantuan dari Turki berupa teknisi-teknisi dan menaklukkan banyak kerajaan.
-          Pada tahun 1607-1636, Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, ia mengundang perhatian karena dibidang politik ia telah menundukkan daerah-daerah disepanjang pesisir timur dan barat.
-          Pada tahun 1641, terjadinya keruntuhan Malaka.
Nama               : Bunga Akmelia
Kelas               : X-AK 3
No. Absen       : 08
4.      Merumuskan hasil-hasil kebudayaan kerajaan-kerajaan islam di Sumatera

Kehidupan budaya penduduk kesultanan Samudra Pasai sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan berupa keratin, batu nisan pada kuburan Sultan, masjid, serta hasil-hasil kesusastraan. Selain itu, system penanggalan/kalender jelas-jelas menggunakan hitungan tahun Hijriah.
Berikut beberapa peninggalan kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera
1.      Masjid Indrapura di Aceh
Dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Islam. Dilihat dari arsitekturnya, merupakan hasil perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu.
2.      Babad tentang sejarah Raja-Raja Sumatera
Babad adalah cerita sejarah yang bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat setempat
3.      Masjid Agung Pondok Tinggi (Beratap tumpang)
Merupakan saksi nyata penyebaran Islam pada tahun 1874 M di Kab. Kerinci
4.      Masjid Raya Aceh/Deli (Masjid Baiturrahman)
Dibangun pada zaman Sultan Iskandar Muda
5.      Batu Nisan Sultan Malik As-Saleh
Ada angka di atas batu nisannya, yaitu 696 H/1297 M di Pantai Timur Laut, Aceh Utara
6.      Kaligrafi
Ditemukan di atas makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai
7.      Di bidang sastra
a.        Hikayat raja-raja pasai
Menceritakan asal mula Kesultanan Samudra Pasai, yang didirikan oleh Sultan Malik As-Saleh
b.      Hikayat Aceh
Menceritakan masa kanak-kanak samppai muda Iskandar Muda. Mengkisahkan juga berdirinya Kerajaan Aceh
c.       Syair Burung Pungguk
d.      Turjunan Al-Mustafid (Pemberi Faedah)
Nama               : Erfida Hudani Alamimbar
No. Absen       : 15
Kelas               : X-AK 3

1 komentar: